Senin, 27 Mei 2013

beasiswa Data Print


Persyaratan Umum: 

1.  Pelajar/mahasiswa aktif dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi untuk jenjang D3/S1
2.  Terlibat aktif di kegiatan atau organisasi sekolah/perguruan tinggi
3.  Tidak terlibat narkoba atau pernah melakukan tindak kriminal
4.  Tidak sedang menerima beasiswa dari perusahaan lain. Jika saat ini peserta masih menerima beasiswa dari kampus, peserta berhak mengikuti pendaftaran beasiswa dari DataPrint.
5. Penerima beasiswa di periode 2 tahun 2012 tidak dapat menjadi penerima beasiswa di periode 1 tahun 2013.
Peraturan Lomba :
1.  Mengisi formulir registrasi di kolom Pendaftaran
2.  Satu nomor kupon yang terdapat di dalam produk DataPrint, hanya berlaku untuk satu kali registrasi
3.  Pendaftaran tidak dipungut biaya
4.  Isilah formulir dengan sebenar-benarnya.
5. Kolom NAMA, diisi dengan nama lengkap
6. Kolom KODE KUPON, diisi dengan kode yang tertera pada bagian belakang kupon yang ada di dalam produk DataPrint
7. Kolom EMAIL, diisi dengan email aktif yang masih berlaku
8. Kolom NO TELPON, diisi dengan no HP atau no telpon rumah yang masih aktif dan bisa dihubungi
9. Kolom JENJANG PENDIDIKAN, diisi dengan jenjang pendidikan yang sedang ditempuh saat ini.
Contoh: SMA, D3, S1
10. Kolom NAMA PERGURUAN TINGGI/SEKOLAH, diisi dengan nama sekolah/perguruan tinggi tempat kamu menuntut ilmu.
11. Kolom PRESTASI YANG PERNAH DIRAIH, diisi dengan prestasi dari kompetisi yang pernah diikuti.
12. kolom KEGIATAN YANG PERNAH/SEDANG DIIKUTI, diisi dengan penjabaran partisipasi pendaftar beasiswa DataPrint di unit kegiatan pada lingkungan belajar, lingkungan rumah dan acara-acara khusus (seminar, dll).
Aktivitas berupa kuliah atau belajar di sekolah, tidak termasuk prestasi.
13. Kolom LAMA MENGGUNAKAN DATAPRINT, diisi dengan waktu penggunaan produk DataPrint
14. Kolom MENGETAHUI INFORMASI BEASISWA, diisi dengan narasumber awal yang memberitahu mengenai program beasiwa pendidikan DataPrint
15. Kolom NILAI RAPORT (BAGI PELAJAR dan MAHASISWA BARU), diisi dengan total nilai secara keseluruhan beserta jumlah mata pelajaran pada semester terakhir. Ingat, kolom ini hanya diisi oleh pelajar atau mahasiswa baru yang belum mempunyai IP.
Contoh: 98 dari 7 mata pelajaran
16. Kolom IPK TERAKHIR (BAGI MAHASIWA), diisi dengan nilai IPK atau jika belum memiliki IPK boleh diisi dengan nilai IP semester terakhir. Tuliskan juga semester yang sedang ditempuh. Ingat, kolom ini hanya diisi oleh mahasiswa, bukan pelajar.
17. Kolom URL BLOG, diisi dengan copy URL blog kamu yang memuat informasi mengenai beasiswa DataPrint. Isi kolom ini jika kamu memiliki blog. Pengisian pada kolom ini akan menambah 1-3 poin pada penilaian.
18. Kolom ESSAY, diisi dengan karya tulis/essay berisi hasil pemikiran kamu sendiri sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Panjang penulisan minimal 100 kata, maksimal 500 kata. Tema akan berubah setiap periode.
Dilarang mengcopy paste tulisan orang lain. Jika bermaksud untuk menyadur atau mengutip tulisan orang lain, tuliskan juga sumbernya.
19.  Beasiswa akan dibagi menjadi 2 periode.
20.  Jika gagal di periode pertama, peserta BOLEH mendaftarkan diri di periode selanjutnya.
21.  Penerima beasiswa yang telah mendapat dana beasiswa di satu periode TIDAK DAPAT menjadi penerima beasiswa di periode selanjutnya.
22.  Waktu per periode:
Periode 1: 1 Februari  – 30 Juni
Periode 2: 1 Juli – 31 Desember
22.  Perincian pemenang per periode sebagai berikut:
PERIODEJUMLAH PENERIMA DANA BEASISWA
@ Rp 1.000.000@ Rp 500.000@ Rp 250.000
Periode I50 orang50 orang150 orang
Periode II50 orang50 orang150 orang
23.  Penerima beasiswa akan diseleksi (bukan diundi) oleh tim dari DataPrint.
24.  Panitia tidak menghubungi penerima beasiswa. Nama penerima beasiswa  dapat dilihat di website ini, website DataPrint www.dataprint.do.id atau diwww.facebook.com/dataprintindonesia . Simpan fotokopi raport terakhir atau IPK terakhir dan kupon sebagai bukti sah verifikasi jika Anda terseleksi sebagai penerima dana beasiswa.
25.  Dana beasiswa akan diberikan sekaligus dan secara langsung kepada penerima di periode tersebut.
26.  Dana beasiswa akan dikirimkan dalam jangka waktu paling lambat satu bulan setelah pengumuman dan atau setelah selesainya pemberkasan dari para penerima beasiswa.
27.  Beasiswa akan ditransfer melalui bank BCA. Bagi penerima beasiswa yang menggunakan rekening bank lain, biaya administrasi sebesar Rp 5.000 ditanggung penerima (beasiswa akan dipotong Rp 5.000).
28.  Penerima beasiswa akan diumumkan di website DataPrint www.dataprint.co.id ,  page Facebook DataPrint www.facebok.com/dataprintindonesia danwww.beasiswadataprint.com
Tema Essay dapat dilihat di tab “ESSAY”

FAQ
1.  Siapakah yang boleh mendaftarkan diri di beasiswa DataPrint
Semua pelajar atau mahasiswa yang masih aktif
2.  Apa saja persyaratan mengikuti pendaftaran beasiswa DataPrint?
Cukup isi semua kolom di formulir registrasi dengan data yang sebenar-benarnya. Kalau kamu keluar sebagai salah satu penerima dana beasiswa, pihak DataPrint akan menghubungi kamu untuk melakukan verifikasi data.
3.  Apakah pendaftaran dipungut biaya?
Pendaftaran beasiswa sama sekali tidak dipungut biaya atau gratis.
4.  Berapa dana beasiswa yang akan saya terima?
Dana beasiswa akan diberikan sebesar Rp 1.000.000, Rp 500.000 dan Rp 250.000
Penentuan besaran dana beasiswa yang akan diterima ditentukan oleh tim DataPrint.
5.  Apakah penerima beasiswa di satu periode dapat menjadi penerima beasiswa lagi?
Tidak, penerima beasiswa yang sudah pernah menerima beasiswa tidak berhak menjadi penerima beasiswa di periode berikutnya.
6.  Bagaimana cara pemberian beasiswa?
Dana beasiswa akan ditransfer kepada penerima.
7.  Kapan beasiswa akan diterima?
Setelah verifikasi yang dilakukan oleh pihak DataPrint selesai atau kurang lebih satu bulan setelah pengumuman.
8.  Apakah beasiswa yang diterima akan terkena pajak?
Tidak, beasiswa yang diterima tidak dikenai pajak. Dana beasiswa akan ditransfer melalui rekening BCA. Bagi penerima beasiwa yang memiliki rekening selain BCA maka dana administrasi akan ditanggung penerima.
9.  Dimana pengumuman penerima beasiswa dapat dilihat?
Pengumuman dapat dilihat di website DataPrint www.dataprint.co.id , page Facebook DataPrint www.facebook.com/dataprintind 

 www.dataprint.co.id

ESSAY "Menumbuhkembangkan Jiwa Entrepreneurship Mulai Dari Kehidupan Di Kampus"


Menjadi jiwa entrepreneurship bukanlah hal yang sangat mudah, sangat dibutuhkan kreatifitas dan inovatif untuk membuat produk yang berkualitas dan berguna bagi orang lain.  Dikalangan mahasiswa sangat besar akses yang didapat apabila masih duduk di bangku perkuliahan, sehingga sangat mudah untuk mendistributor suatu produk. Kendala yang mungkin ditemui oleh beberapa mahasiswa adalah waktu dan dana yang sangat terbatas, dibalik hal itu juga banyak institusi pada saat ini yang menambah mata kuliah kewirausahaan sebagai tolak ukur untuk mengembangkan potensi mahasiswanya menjadi jiwa entrepreneurship. Dari sini mungkin ada titik terang bagi mahasiswa maupun mahasiswi yang memiliki keinginan berwirausaha, mereka memiliki bekal yang cukup untuk memulai menjadi Entrepreneurship. kesuksesan tidak datang setelah kita lulus dan menggelar title yang tinggi. Sukses bisa kita raih saat ini, jika kita mempunyai keinginan dan tekat yang tinggi. Kerjasama yang baik adalah kunci keberhasilan kita untuk menciptakan sebuah karya yang luar biasa. Wirausaha juga bisa menurunkan angka pengangguran di suatu negara, seperti Indonesia. Sehingga lama kelamaan alur pemikiran dapat berubah, yaitu masyarakat tidak lagi mencari uang dengan cara bekerja dengan orang lain, namun masyarakat mencari uang dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, dengan hal tersebut kita sebagai generasi penerus bangsa ini, harus membawa peradaban dan perubahan agar kelak nani negara indonesia ini bisa menjadi negara maju.
by: Fitri Yanti Sianturi {AKBID Pelita Persada}

Minggu, 19 Mei 2013

ENDOMETRITIS



A.    Pengertian Endometritis
Endometritis adalah keradangan pada dinding uterus yang umumnya disebabkan oleh partus. Dengan kata lain endometritis didefinisikan sebagai inflamasi dari endometrium.  Derajat efeknya terhadap fertilitas bervariasi dalam hal keparahan radang, waktu yang diperlukan untuk penyembuhan lesi endometrium, dan tingkat perubahan permanen yang merusak fungsi dari glandula endometrium dan/atau merubah lingkungan uterus dan/atau oviduk. Organisme nonspesifik primer yang dikaitkan dengan patologi endometrial adalah Corynebacterium pyogenes dan gram negatif anaerob.
Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim). Infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim.
B.     Etiologi Endometritis
Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.  Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa pathogen, radang terbatas pada endometrium.  Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuan darah menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah berbau dan terdiri atas keeping-keping nekrotis serta cairan.  Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah yang sehat terdapat lapisan yang terdiri atas leukosit-leukosit.  Pada infeksi yang lebih berat, batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran.
Terjadinya infeksi endometrium pada saat:
a.       Persalinan, dimana bekas implantasi plasenta masih terbuka, terutama pada persalinan terlantar dan persalinan dengan tindakan.
b.       Pada saat terjadi keguguran.
c.       Saat pemasangan alat rahim (IUD) yang kurang legeartis.
Diduga uterus dan isinya steril selama kehamilan normal dan lebih dulu melahirkan. Kemudian waktu kelahiran atau setelah itu lumen uterus terkontaminasi mikroorganisme dari lingkungan, mikroorganisme, kulit dan feses melalui relaksasi peritoneum, vulva dan dilatasi cervik.
Ada berbagai macam faktor predisposisi dari endometritis. Ada sinergisme antara A. pyogenes, F. necrophorum, dan Prevotella melaninogenicus, menyebabkan lebih beratnya kasus endometritis. Gangguan mekanisme pertahanan uterus seperti involusi uterus atau fungsi neutrofil akan menunda fungsi eliminasi kontaminasi bakteri. Distosia, kelahiran kembar atau kematian janin dan inseminasi buatan meningkatkan kesempatan untuk kontaminasi pada traktus genital. Retensi membrane fetus adalah faktor predisposisi endometritis dan berhubungan dengan peningkatan endometritis berat.
C.    Gambaran Klinik Endometritis
Gambaran klinik tergantung jenis dan virulensi kuman, daya tahan penderita, dan derajat trauma pada jalan lahir.  Kadang-kadang lochia tertahan oleh darah, sisa-sisa palsenta dan selaput ketuban.  Keadaan ini dinamakan lokiometra dan dapat menyebabkan kenaikan suhu yang segera hilang setelah rintangan diatasi.  Uterus pada endometriosis agak membesar, serta nyeri pada perabaan, dan lembek.  Pada endometritis yang tidak meluas, penderita pada hari-hari pertama merasa kurang sehat dan perut nyeri.  Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali.  Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau. Hal yang terakhir ini tidak boleh menimbulkan anggapan bahwa infeksinya berat.  Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokia yang sedikit dan tidak berbau.
Endometritis dapat terjadi penyebaran:
Miometritis (infeksi otot rahim)
Parametritis (infeksi sekitar rahim)
Salpingitis (infeksi saluran telur)
Ooforitis (infeksi indung telur)
Dapat terjadi sepsis (infeksi menyebar)
Pembentukan pernanahan sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur.
 
D. PATOFISIOLOGI
Infeksi endometrium, atau decidua, biasanya hasil dari infeksi naik dari saluran kelamin yang lebih rendah. Dari perspektif patologis, endometritis dapat diklasifikasikan sebagai akut versus kronis. Endometritis akut dicirikan oleh kehadiran neutrofil dalam kelenjar endometrium. Endometritis kronis dicirikan oleh kehadiran plasma sel dan limfosit dalam stroma endometrium.
Dalam populasi nonobstetric, panggul inflammatory penyakit dan ginekologi prosedur invasif adalah prekursor-prekursor yang paling umum untuk endometritis akut. Dalam populasi obstetri, infeksi setelah bersalin adalah pendahulu paling umum.
Endometritis kronis dalam populasi obstetri biasanya berhubungan dengan produk-produk yang tetap dari konsepsi setelah pengiriman atau elektif aborsi. Dalam populasi nonobstetric, kronis endometritis telah melihat dengan infeksi (misalnya, klamidia, tuberkulosis, bakterial vaginosis) dan kehadiran perangkat intrauterine.
Kuman-kuman masuk endometrium, biasanya pada luka bekas insersio plasenta, dan waktusingkat mengikut sertakan seluruh endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama-sama dengan bekuandarah menjadi nekrosis serta cairan. Pada batas antara daerah yang meradang dan daerah sehatterdapat lapisan terdiri atas lekosit-lekosit. Pada infeksi yang lebih berat batas endometriumdapat dilampaui dan terjadilah penjalaran
D.    Jenis-jenis Endometritis
Endometritis Akut
Terutama terjadi pada postpartum atau postabortum.  Pada endometritis postpartum, regenerasi endometrium selesai pada hari ke-9, sehingga endometritis postpartum pada umumnya terjadi sebelum hari ke-9.  Endometritis postabortum terutama terjadi pada abortus provocatus.  Endometritis juga dapat terjadi pada masa senil.
Pada endometritis akuta endometrium mengalami edema dan hiperemi, dan pada pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi, edema, dan infiltrasi leukosit berinti polimoni yang banyak, serta perdarahan-perdarahan interstisial. Sebab yang paling penting ialah infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan partus.
Infeksi gonorea mulai sebagai servisitis akuta, dan radang menjalar ke atas dan menyebabkan endometritis akuta. Infeksi gonorea akan dibahas secara khusus, dan oleb sebab itu tidak dibicarakan lebib lanjut di sini.  Infeksi post abortum dan post partum sering terdapat oleh karena luka-luka pada serviks uteri, luka pada dinding uterus bekas tempat plasenta, yang merupakan porte d’entree bagi kuman-kuman patogen. Selain in, alat-alat yang digunakan pada abortus dan partus dan tidak sucihama dapat membawa kuman-kuman ke dalam uterus.
Pada abortus septic dan sepsis puerperalis infeksi lebih cepat meluas ke miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah dan limfe dapat menjalar ke parametrium, tuba dan ovarium serta ke peritoneum di sekitarnya.  Gejala-gejala endometritis akuta dalam hal ini diselubungi oleh gejala-gejala penyakit dalam keseluruhannya.  Penderita panas tinggi, kelihatan sakit keras, keluar leukorea yang bernanah, dan uterus serta daerah di sekitarnya nyeri pada perabaan.
Sebab lain endometritis akuta ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus di luar partus atau abortus, seperti kerokan, memasukkan radium ke dalam uterus, memasukkan IUD (intra-uterine device) ke dalam uterus, dan sebagainya.  Tergantung dari virulensi kuman yang dimasukkan dalam uterus, apakah endometritis akuta tetap terbatas pada endometrium, atau menjalar ke jaringan di sekitarnya.  Endometritis akuta yang disebabkan oleh kuman-kuman yang tidak seberapa pathogen umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri, dibantu dengan pelepasan lapisan fungsional dari endometrium pada waktu haid.  Dalam pengobatan endometritis akuta yang paling penting ialah berusaha mencegah agar infeksi tidak menjalar.
Gejala-gejala:
a.       Demam
b.      Lochia berbau, pada endometritis postabortum kadang-kadang keluar fluor yang purulent.
c.       Lochia lama berdarah, malahan terjadi metrorrhagi.
d.      Jika radang tidak menjalar ke parametrium atau perimetrium tidak ada nyeri.
e.       Nyeri pada palpasi abdomen (uterus) dan sekitarnya.
Endometritis Kronik
Kasusnya jarang ditemui oleh karena infeksi yang tidak dalam masuknya pada miometrium, tidak dapat mempertahankan diri, karena pelepasan lapisan fungsional dari endometrium pada waktu haid.  Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan banyak sel-sel plasma dan limfosit.  Penemuan limfosit saja tidak besar artinya karena sel itu juga ditemukan dalam keadaan normal dalam endometrium.
Gejala-gejala klinis endometritis kronika ialah, leukorea dan menoragia. Pengobatannya tergantung dari penyebabnya.
Endometritis knonika ditemukan:
a.       pada tuberkulosis;
b.      jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus;
c.       jika terdapat korpus alienum di kavum uteri;
d.      pada polip uterus dengan infeksi;
e.       pada tumor ganas uterus;
f.       pada salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvik.
g.      Fluor albus yang keluar dari ostium
h.      Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi
Endometritis kronika yang lain umumnya akibat infeksi yang terus-menerus karena adanya benda asing atau polip/tumor dengan infeksi di dalam kavum uteri.  Dahulu diagnosis endometritis kronika lebih sering dibuat daripada sekarang.  Sejak penelitian fundamental dari Hitshcmann dan Adler tentang histology endometrium selama siklus haid, diketahui bahwa banyak perubahan yang ditemukan dalam endometrium dan yang dahulu dianggap patologik adalah gambaran normal dari endometrium dalam berbagai fase siklus haid.
Endometritis tuberkulosa terdapat pada hampir setengah kasus-kasus tuberculosis genital.  Pada pemeriksaan mikrskopik ditemukan tuberkel di tengah-tengah endometrium yang beradang menahun.
Endometritis tuberkulosa umumnya timbul sekunder pada penderita dengan salpingitis tuberkulosa.  Pada penderita dengan tuberculosis pelvic yang asimptomatik, endometritis tuberkulosa ditemukan bila pada seorang wanita dengan infertilitas dilakukan biopsy endometrial dan ditemukan tuberkel dalam sediaan.  Terapi yang kausal terhadap tuberculosis biasanya dapat menyebabkan timbulnya haid lagi.
Pada abortus inkompletus dengan sisa-sisa tertinggal dalam uterus terdapat desidua dan villi korialis di tengah-tengah radang menahun endometrium.
Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus, terdapat peradangan dan organisasi dari jaringan plasenta tersebut disertai gumpalan darah, dan terbentuklah apa yang dinamakan polip plasenta.
F.     Diagnosa Endometritis
Secara klinis karakteristik endometritis dengan adanya pengeluaran mucopurulen pada vagina, dihubungkan dengan ditundanya involusi uterus. Diagnosa endometritis tidak didasarkan pada pemeriksaan histologis dari biopsy endometrial. Tetapi pada kondisi lapangan pemeriksaan vagina dan palpasi traktus genital per rectum adalah teknik yang sangat bermanfaat untuk diagnosa endometritis. Pemeriksaan visual atau manual pada vagina untuk abnormalitas pengeluaran uterus adalah penting untuk diagnosa endometritis, meski isi vagina tidak selalu mencerminkan isi dari uterus. Flek dari pus pada vagina dapat berasal dari uterus, cervik atau vagina dan mukus tipis berawan sering dianggap normal. Sejumlah sistem penilaian telah digunakan untuk menilai tingkat involusi uterus dan cervik, pengeluaran dari vagina alami. Sistem utama yang digunakan adalah kombinasi dari diameter uterus dan cervik, penilaian isi dari vagina.
Sangat penting untuk dilakukan diagnosa dan memberi perlakuan pada kasus endometritis di awal periode post partum. Setiap ibu harus mengalami pemeriksaan postpartum dengan segera pada saat laktasi sebagai bagian dari program kesehatan yang rutin. Kejadian endometritis dapat didiagnosa dengan adanya purulen dari vagina yang diketahui lewat palpasi rektal. Diagnosa lebih lanjut seperti pemeriksaan vaginal dan biopsi mungkin diperlukan. Yang harus diperhatikan pada saat palpasi dan pemeriksaan vaginal meliputi ukuran uterus, ketebalan dinding uterus dan keberadaan cairan beserta warna, bau dan konsistensinya. Sejarah tentang trauma kelahiran, distosia, retensi plasenta atau vagina purulenta saat periode postpartum dapat membantu diagnosa endometritis. Pengamatan oleh inseminator untuk memastikan adanya pus, mengindikasikan keradangan pada uterus.  Sejumlah kecil pus yang terdapat pada pipet inseminasi dan berwarna keputihan bukanlah suatu gejala yang mangarah pada endometritis. Keradangan pada cervix (cervisitis) dan vagina (vaginitis) juga mempunyai abnormalitas seperti itu. Bila terdapat sedikit cairan pada saat palpasi uterus, penting untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya yaitu dengan menggunakan spekulum.  Untuk beberapa kasus endometritis klinis atau subklinis, diagnosa diperkuat dengan biopsy uterin. Pemeriksaan mikroskopis dari jaringan biopsy akan tampak adanya peradangan akut atau kronik pada dinding uterus. Pemeriksaan biopsi uterin dapat untuk memastikan terjadinya endometritis dan adanya organisme di dalam uterus. Tampak daerah keradangan menunjukkan terutama neutrofil granulocyte dan dikelilingi jaringan nekrosis dengan koloni coccus.
Cara sederhana juga adalah dengan melakukan pemeriksaan manual pada vagina dan mengambil mukus untuk di inspeksi. Keuntungan teknik ini adalah murah, cepat, menyediakan informasi sensory tambahan seperti deteksi laserasi vagina dan deteksi bau dari mukus pada vagina. Satu prosedur adalah pembersihan vulva menggunakan paper towel kering dan bersih, sarung tangan berlubrican melalui vulva ke dalam vagina. Pinggir, atas dan bawah dinding vagina dan os cervik eksterna dipalpasi dan isi mukus vagina diambil untuk diperiksa. Tangan biasanya tetap di vagina untuk sekurangnya 30 detik. Pemeriksaan vagina manual telah sah dan tidak menyebabkan kontaminasi bakteri uterus, menimbulkan phase respon protein akut atau menunda involusi uterus. Tetapi operator sadar bahwa vaginitis dan cervicitis mungkin memberikan hasil yang salah. Vaginoscopy dapat dilakukan dengan menggunakan autoclavable plastik, metal atau disposable foil- lined cardboard vaginoscope, yang diperoleh adalah inspeksi dari isi vagina. Tetapi mungkin ada beberapa resistensi menggunakan vaginoscop karena dirasa tidak mudah, potensial untuk transmisi penyakit dan harganya. Alat baru untuk pemeriksaan mukus vagina terdiri dari batang stainless steel dengan hemisphere karet yang digunakan untuk mengeluarkan isi vagina.
G.     Penanganan Endometritis

1.      Antibiotika dan drainase yang memadai
Merupakan pojok sasaran terapi. Evaluasi klinis dan organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga pengetahuan bakteri yang diisolasi dari infeksi serupa sebelumnya, memberikan petunjuk untuk terapi antibiotic.
2.      Carian intravena dan elektrolit
Merupakan terapi pengganti untuk dehidrasi dan terapi pemeliharaan untuk pasien-pasien yang tidak mampu mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin pasien diberikan diet peroral untuk memberikan nutrisi yang memadai.
3.      Penggantian darah
Dapat diindikasikan untuk anemia berat post abortus atau postpartum.
4.      Tirah baring dan analgesia
Merupakan terapi pendukung yang banyak manfaatnya.
5.      Tindakan bedah
Endometritis postpartum sering disertai dengan jaringan plasenta yang tertahan atau obstruksi servik. Drainase lokia yang memadai sangat penting. Jaringan plasenta yang tertinggal dikeluarkan dengan kuretase perlahan dan hati-hati.
Endometritis Akut
Terapi:
a.       Pemberian uterotonika
b.      Istirahat, posisi/letak Fowler
c.       Pemberian antibiotika
d.      Endometritis senilis, perlu dikuret untuk mengesampingkan diagnosa corpus carcinoma.  Dapat diberi estrogen.
Endometritis Kronik
Terapi:
E       Perlu dilakukan kuretase untuk diferensial diagnosa dengan carcinoma corpus uteri, polyp atau myoma submucosa.  Kadang-kadang dengan kuretase ditemukan emndometritis tuberkulosa.  Kuretase juga bersifat terapeutik.
H.  PENCEGAHAN
• Menyembuhkan penyakit metabolisme
ini sangat baik dengan memenuhi kebutuhan nutrisi sapi, salah satu caranya:
• Meningkatkan BCS 2 ke 3
• Memenuhi kebutuhan magnesium
• Perbaiki kebutuhan nutrisi, dan lingkungan kandang
• Menjaga kebersihan alat yang digunakan dalam pertolongan  kelahiran
• Mengawinkan sapi betina hendaknya dilakukan sekurang-kurangnya 60 hari post partum
• Dalam menangani retensi sekundinarum segera diadakan pertolongan dengan   teknik yang baik dan menyeluruh, jangan ada sisa sekundinae yang tertinggal di dalam uterus.

Jumat, 17 Mei 2013

endometriosis




Endometriosis

Endometriosis adalah suatu penyakit di mana bercak-bercak jaringan endometrium tumbuh di luar rahim, padahal dalam keadaan normal endometrium hanya ditemukan di dalam lapisan rahim. Biasanya endometriosis terbatas pada lapisan rongga perut atau permukaan organ perut. Endometrium yang salah tempat ini biasanya melekat pada ovarium (indung telur) dan ligamen penyokong rahim. Endometrium juga bisa melekat pada lapisan luar usus halus dan usus besar, ureter (saluran yang menghubungan ginjal dengan kandung kemih), kandung kemih, vagina, jaringan parut di dalam perut atau lapisan rongga dada. Kadang jaringan endometrium tumbuh di dalam paru-paru.[1]

Endometriosis bisa diturunkan dan lebih sering ditemukan pada keturunan pertama (ibu, anak perempuan, saudara perempuan). Faktor lain yang meningkatkan risiko terjadinya endometriosis adalah memiliki rahim yang abnormal, melahirkan pertama kali pada usia di atas 30 tahun dan kulit putih.

Endometriosis diperkirakan terjadi pada 10-15% wanita subur yang berusia 25-44 tahun, 25-50% wanita mandul dan bisa juga terjadi pada usia remaja. Endometriosis yang berat bisa menyebabkan kemandulan karena menghalangi jalannya sel telur dari ovarium ke rahim.


Penyebab

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi beberapa ahli mengemukakan teori berikut:

Teori menstruasi retrograd (menstruasi yang bergerak mundur). Sel-sel endometrium yang dilepaskan pada saat menstruasi bergerak mundur ke tuba falopii lalu masuk ke dalam panggul atau perut dan tumbuh di dalam rongga panggul/perut.

Teori sistem kekebalan. Kelainan sistem kekebalan menyebabkan jaringan menstruasi tumbuh di daerah selain rahim.

Teori genetik Keluarga tertentu memiliki faktor tertentu yang menyebabkan kepekaan yang tinggi terhadap endometriosis
Setiap bulan ovarium menghasilkan hormon yang merangsang sel-sel pada lapisan rahim untuk membengkak dan menebal (sebagai persiapan terhadap kemungkinan terjadinya kehamilan). Endometriosis juga memberikan respon yang sama terhadap sinyal ini, tetapi mereka tidak mampu memisahkan dirinya dari jaringan dan terlepas selama menstruasi. Kadang terjadi perdarahan ringan tetapi akan segera membaik dan kembali dirangsang pada siklus menstruasi berikutnya

Proses yang berlangsung terus menerus ini menyebabkan pembentukan jaringan parut dan perlengketan di dalam tuba dan ovarium, serta di sekitar fimbrie tuba. Perlengketan ini bisa menyebabkan pelepasan sel telur dari ovarium ke dalam tuba falopii terganggu atau tidak terlaksana. Selain itu, perlengketan juga bisa menyebabkan terhalangnya perjalanan sel telur yang telah dibuahi menuju ke rahim.

Resiko tinggi terjadinya endometriosis ditemukan pada

·        Wanita yang ibu atau saudara perempuannya menderita endometriosis
·        Wanita yang siklus menstruasinya 27 hari atau kurang
·        Wanita yang mengalami menarke (menstruasi pertama) terjadi lebih awal
·        Wanita yang biasa mengalami menstruasi selama 7 hari atau lebih
·        Wanita yang mengalami orgasme ketika menstruasi


Gejala

·        Nyeri di perut bagian bawah dan di daerah panggul
·        Menstruasi yang tidak teratur (misalnya spotting sebelum menstruasi)
·        Kemandulan
·        Dispareunia (nyeri ketika melakukan hubungan seksual
·        Jaringan endometrium yang melekat pada usus besar atau kandung kemih bisa menyebabkan pembengkakan perut, nyeri ketika buang air besar, perdarahan melalui rektum selama menstruasi atau nyeri perut bagian bawah ketika berkemih.
·        Jaringan endometrium yang melekat pada ovarium atau struktur di sekitar ovarium bisa membentuk massa yang terisi darah (endometrioma). Kadang endometrioma pecah dan menyebabkan nyeri perut tajam yang timbul secara tiba-tiba.
·        Kadang tidak ditemukan gejala sama sekali.

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan panggul akan teraba adanya benjolan lunak yang seringkali ditemukan di dinding belakang vagina atau di daerah ovarium.

·        Laparoskopi
·        Biopsi endometrium
·        USG rahim
·        Barium enema
·        CT scan atau MRI perut.

Antisipasi

Pengobatan tergantung kepada gejala, rencana kehamilan, usia penderita dan beratnya penyakit. Obat-obatan yang dapat menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium adalah pil KB kombinasi, progestin, danazole dan agonis GnRH. Agonis GnRH adalah zat yang pada mulanya merangsang pelepasan hormon gonadotropin dari kelenjar hipofisis, tetapi setelah diberikan lebih dari beberapa minggu akan menekan pelepasan gonadotropin.

Pembedahan

Pada endometriosis sedang atau berat mungkin perlu dilakukan pembedahan. Endometriosis diangkat sebanyak mungkin, yang seringkali dilakukan pada prosedur laparoskopi. Pembedahan biasanya dilakukan pada kasus berikut:

Bercak jaringan endometrium memiliki garis tengah yang lebih besar dari 3,8-5 cm

Perlengketan yang berarti di perut bagian bawah atau panggul

Jaringan endometrium menyumbat salah satu atau kedua tuba

Jaringan endometrium menyebabkan nyeri perut atau panggul yang sangat hebat, yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan.
Untuk membuang jaringan endometrium kadang digunakan elektrokauter atau sinar laser. Tetapi pembedahan hanya merupakan tindakan sementara, karena endometriosis sering berulang.

Ovarektomi (pengangkatan ovarium) dan histerektomi (pengangkatan rahim) hanya dilakukan jika nyeri perut atau panggul tidak dapat dihilangkan dengan obat-obatan dan penderita tidak ada rencana untuk hamil lagi.

Setelah pembedahan, diberikan terapi sulih estrogen. Terapi bisa dimulai segera setelah pembedahan atau jika jaringan endometrium yang tersisa masih banyak, maka terapi baru dilakukan 4-6 bulan setelah pembedahan.

Pengobatan

Pilihan pengobatan untuk endometriosis:

Obat-obatan yang menekan aktivitas ovarium dan memperlambat pertumbuhan jaringan endometrium

Pembedahan untuk membuang sebanyak mungkin endometriosis

Kombinasi obat-obatan dan pembedahan

Histerektomi, seringkali disertai dengan pengangkatan tuba falopii dan ovarium.

DAFTAR PUSTAKA

1.Badziad Ali., 2003. Endometriosis; Endokrinologi Ginekologi, edisi kedua, hal: 1-25, Media Aesculapius, FK UI, Jakarta.
2.Badziad Ali., 1999. Endometriosis; Ilmu Kandungan, edisi kedua, cetakan ketiga, hal: 316-326, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
3.Badziad Ali., 1992. Kontroversi Dalam Pengobatan Endometriosis; Majalah Kedokteran Indonesia, vol. 42 no. 7, edisi Juli, hal: 409-410, Jakarta.
4.David L. Olive, Pritts EA, Treatment of Endometriosis, NEJM, vol: 345, no.4 July 2001.
5.Firmansyah. F., 1997. Hubungan antara Skor AFS dengan Keberhasilan Hamil; Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia, vol. 21, no. 4, edisi oktober, hal: 234-236, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirodihardjo, Jakarta.
6.Mansjoer Arief, et. all., 2001, Endometriosis; Kapita Selekta Kedokteran, edisi ketiga, hal: 381-382, Media Aesculapius, FK UI, Jakarta.
7.Mendrova. C dan Sutoto., 1997. Endometriosis yang Ditemukan Pada Sediaan Bedah Ginekolog;, Majalah Ginekologi dan Obstetri Indonesia, vol. 21, no. 2, edisi april, hal : 102-103, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
8.Moeloek. F. A., 1992. Teori, Aspek Klinik, dan Pengobatannya Endometriosis; Majalah Kedokteran Indonesia, vol. 42, no. 7, Hal: 379-388, Jakarta.
9.Prentice A., Endometriosis, Reguler Review,BMJvol: 323, 2001.
10.Rayburn. W. F and Cristopher. J., 2001. Endometriosis; Obstetri dan Ginekologi, hal: 278-282, Jakarta.
11.Samsul H., 2004. Evaluasi Standar Pengobatan Endometriosis; Seksi Fertilitas dan endokrinologi Reproduksi, UNAIR, Surabaya.
12.Wibowo N., 2004. Waspada Mandul Akibat Endometriosis; Majalah Farmacia, vol. III, no. 11, edisi Juni, halaman 8-12, Jakarta.

Rabu, 03 April 2013

Makalah Menarche


BAB I
PENDAHULUAN

I.1        Latar Belakang

Sebelum seorang wanita siap menjalani masa reproduksi, terdapat masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa kedewasaan yang lebih dikenal dengan masa pubertas. Pubertas yaitu masa ketika seorang anak mulai mengalami kematangan secara seksual dan organ-organ reproduksi siap untuk menjalankan fungsi reproduksinya. Masa puber seorang anak dengan anak yang lain sangat bervariasi. Pada anak perempuan, pubertas dimulai lebih awal, yaitu sekitar umur 10 sampai 14 tahun (ada literatur yang menyebutkan 8 sampai 14 tahun) dan pada anak lelaki sekitar umur 12 sampai 16 tahun (sumber lain menyebutkan 9 sampai 15 tahun). Pubertas dimulai ketika hipotalamus, yang merupakan bagian otak, melepaskan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone). Hormon pelepas gonadotropin ini (GnRH ) akan memberikan sinyal pada kelenjar pituitari untuk melepaskan luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH) untuk memulai perkembangan seksual, baik pada anak laki-laki maupun perempuan. Permulaan masa pubertas yang sering disebut sebagai pematangan fungsi reproduksi, pada perempuan ditandai dengan haid. Remaja putri yang telah memasuki masa pubertas akan mengalami menarche.
Menarche merupakan tanda permulaan pemasakan seksual pada wanita yang terjadi kisaran usia 13 tahun atau sebelumnya, ditandai dengan datangnya haid untuk pertama sekali. Menarche merupakan permulaan haid yang bertanda bahwa wanita telah memasuki ciri kemasakan seksual yang utama, yaitu suatu disposisi untuk konsepsi (hamil) dan melahirkan meskipun dibutuhkan kira-kira satu setengah tahun lagi untuk kemasakan atau reproduksi (kemudian istilah ini tidak lagi disebut sebagai menarche melainkan menstruasi
Menstruasi (haid) merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita, dimana terjadi perubahan-perubahan siklik dari alat kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Pada masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Ini ditandai dengan pertumbuhan yang terus berlanjut menuju kondisi somatik, seksual dan psikologi yang lebih matur. Perubahan-perubahan tersebut tidak terjadi secara spontan, tetapi melalui proses pertumbuhan yang cepat setelah menstruasi pertama (menarche). Di akhir masa kanak-kanak akhir sebenarnya terjadi pada masa menjelang kedatangan masa remaja (Jamaluddin, 2004).
Di Amerika sekitar 95% anak perempuan mempunyai tanda pubertas pada umur 12 tahun dan umur rata-rata 12,5 tahun. Menarche atau menstruasi pertama merupakan salah satu perubahan pubertas yang pasti dialami setiap anak perempuan (Ganong, 2003).
Usia untuk mencapai fase terjadinya menarche dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor suku, genetik, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Di Inggris usia rata-rata untuk mecapai menarche adalah 13,1 tahun, sedangkan suku Bunding di Papua, Menarche dicapai pada usia 18,8 tahun (Jamaluddin, 2004).
Sedangkan di Indonesia gadis remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10-16 tahun dan rata-rata menarche 12,5 tahun, usia menarche lebih dini di daerah perkotaan dari pada yang tinggal di desa dan juga lebih lambat wanita yang kerja berat (Wiknjosastro, 2003).
Di Indonesia jumlah remaja sangat besar yaitu kurang lebih 44 juta orang yang berusia antara 15 – 24 tahun. Jumlah tersebut meliputi hampir 25% dari total 220 juta penduduk indonesia. Setengah penduduk berusia bawah 25 tahun, lebih dari satu miliyar berusia antara 10 -19 tahun ( BPS, 2002 ). Namun hanya 53,7 % putri dan 46,3% laki – laki yang mengerti artinya menarch. Penelitian oleh lembaga demografi Universitas Indonesia di 13 provinsi  pada tahun 1993 menunjukan bahwa umumnya remaja hanya meniliki pengetahuan superficial mengenai proses reproduksi. Teman sebaya merupakan sumber informasi yang penting dimana 67,9% remaja berdiskusi tentang seks dengan temannya dan hanya 17,7 % dengan orang tua. Tingkat pengetahuan remaja mengenai reproduksi sehat juga sangat rendah dengan teman sebaya sebagai sumber utama informasi. Sejumlah 60% remaja berharap untuk mendapatkan informasi untuk mendapatkan informasi dari orang tua, namun hanya 7,5 % saja yang memperolehnya.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinnya menstruasi, yaitu makanan yang bergizi, lingkungan, dan tingkat kemakmuran. Semakin tinggi tingkat kemakmuran masyarakat suatu daerah, semakin cepat kaum perempuan mengalami menstruasi. Lihat saja, kota Jakarta, yang selalu menjadi indikator berbagai bidang karena tingkat kemakmuran yang tinggi. Di Jakarta, kaum perempuannya lebih cepat mengalami menstruasi dibandingkan dengan kaum perempuan yang tinggal dipedesaan.
Makanan bergizi dan faktor lingkungan, juga menjadi pemicu seseorang perempuan mengalami menstruasi lebih dini. Dibandingkan dengan kondisi perempuan beberapa tahun lalu, perempuan dimasa sekarang ini yang asupan makananya lebih bergizi dan lingkunganya lebih modern pun lebih dini mengalami menstruasi. 
Menarche merupakan salah indikator pubertas seorang remaja. Remaja yang mendapatkan mentruasi untuk pertama kalinya menandai bahwa remaja tersebut telah memasuki masa pubertas. Untuk remaja yang telah mengalami pubertas diharapkan lebih memahami apa yang seharusnya mereka lakukan. Sehinnga menandai kedewasaannya mereka tidak hanya mampu memilih baik atau buruk tapi lebih dari itu berani mempertanggungjawabkan pilihan dan perilakunya. .
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui tentang “ faktor –faktor yang mempengaruhi usia menarche pada remaja”
I.2        Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas di Indonesia  remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10-16 tahun dan rata-rata Menarche 12,5 tahun remaja yang mengalami menarche pada usia 12 tahun sebanyak 25 %. Menarche pada remaja putri merupakan salah satu indikator penting dalam masa pubertas dan faktor – faktor yang berkaitan dengan menarache yaitu suku, genetik, sosial, sekonomi, dan lain-lain. Maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah faktor – faktor yang mempengaruhui usia menarche pada siswi SMP N 225 Jakarta pada april 2010”?

I.3        Pertanyaan Penelitian
            Apakah ada hubungan antara pendidikan orang tua,social ekonomi, pola asuh, asupan gizi, umur, dan aktifitas fisik dengan menarche pada siswi SMP?



I.4        Tujuan Penelitian
I.4.1       Tujuan Umum
Untuk mengetahui factor – factor yang mempengaruhi dengan usia menarche pada siswi kelas 1 dan 2 di SMPN 225 Jakarta  pada bulan Mei.
I.4.2       Tujuan Khusus
1.      Diperoleh informasi hubungan antara pendidikan orang tua dengan menarch pada remaja
2.      Diperoleh informasi hubungan antara social ekonomi dengan menarche pada remaja
3.      Diperoleh informasi hubungan antara pola asuh dengan menarche pada remaja
4.      Diperoleh informasi hubungan antara asupan gizi dengan menarche pada remaja
5.      Diperoleh informasi hubungan antara umur dengan menarche pada remaja
6.      Diperoleh informasi hubungan antara aktifitas fisik dengan menarche pada remaja

I.5        Manfaat Penelitian
            I.5.1     Bagi Peneliti
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang factor – factor yang berhubungan dengan menarche.


            I.5.2     Bagi Institusi
Untuk mengetahui kemampuan mahasiswanya dalam memehami pembuatan KTI dan sebagai salah satu syarat kelulusan dalam akademik.

I.6        Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti tentang berbagai factor yang berhubungan dengan terjadinya menarche pada remaja dengan judul “ factor yang mempengaruhi menarche pada remaja di SMPN 225 pada bulan mei tahun 2010”.  Adapun variable yang akan diteliti adalah pendidikan orang tua, social ekonomi, pola asuh, asupan gizi, umur, dan aktifitas fisik. Penelitian ini menggunakan metode cross secsional data primer.












BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1      Remaja
2.1.1. Pengertian Remaja
Masa Remaja, menurut Mappiare 2005, berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia 12 sampai 13 tahun sampai dengan 18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17 atau18 tahun sampai dengan 21atau 22 tahun adalah remaja akhir. Menurut hukum dismenore Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun dan bukan 21 tahun seperti ketentuan sebelumnya . Pada usia ini, umumnya anak sedang duduk di bangku sekolah menengah.
Remaja, yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya ” tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan ”. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik ( Hurlock, 1991).  Piaget yang mengatakan bahwa secara psikologis, remaja adalah suatu usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia  mana anak tidak merasa bahwa dirinya berada  bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.
Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua priode perkembangan. (Shaw dan Costanzo,1985)
Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk ke golongan orang dewasa. Remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering dikenal dengan fase ”mencari jati diri” atau fase ”topan dan badai”. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya (Monks dkk.,1989).
            2.1.2    Aspek perubahan pada remaja
Dua aspek pokok dalam perubahan pada renaja, yakni perubahan fisik atau biologis dan perubahan psikologis :
a.       Perubahan fisik ( pubertas )
Masa remaja yang diawali dengan pertumbuhan yang sangat cepat dan biasanya disebut pubertas. Dengan adanya perubahan yang cepat itu terjadi perubahan fisik yang dapat diamati seperti pertambahan tinggi dan berat badan pada remaja biasa disebut pertumbuhan dan kematangan seksual sebagai hasil dari perubahan hormonal.
Antara remaja putra dan putri kematangan seksual terjadi dalam usia yang agak berbeda. Coleman dan hendry ( 1990 ) dan walton ( 1994 ) mengatakan bahwa kematangan seksual pada remaja pria biasanya terjadi pada usia 10 – 13,5 tahun. Sedangkan pada remaja putri terjadi pada usia 9 – 15,0 tahun. Bagi anak laki- laki perubahan itu ditandai oleh peerkembangan pada organ seksual, mulai tumbuhnya rambut kemaluan, perubahan suara, dan juga ejakulasi perta melalui wet dream atau mimpi basah sedangkan pada remaja putri pubertas ditandai dengan menarche ( haid pertama ), perubahan pada dad mamae, tumbuh nya rambut kemaluan , dan juga pembesaran panggul. Usia menarche rata – rata juga bervariasi dengan renta umur 10 -16,5 tahun.
b.      Perubahan psikologis
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak – kanak dan masa dewasa. Masa transisi sering kali menghadapkan individu yang bersangkutan pada situasi yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak – kanak dan dilain pihak ia harus bertingkah lakku seperti orang dewasa. Situasi – situasi yang menimbulkan konflik itu sering menyebabkan banyak tingkah laku yang aneh, canggung, dan kalau tidak dikontrol bisa menimbulkan kenakalan.
Pada masa remaja, labilnya emosi erat kaitanya dengan perubahan hormon dalam tubuh. Sering terjadi letusan emosi dalam bentuk amarah, sensitif, bahkan perbuatan nekad. Ketidakstabilan emosi menyebabkan mereka mempunyai rasa ingin tahu dan dorongan untuk mencari tahu. Pertumbuhan kemampuan intlektual pada remaja  cenderung membuat mereka bersikap kritis, tersalur melalui perbuatan – perbuatan yang sifatnya eksperimen dan eksploratif. Tindakan dan sikap seprti ini jika dan dibimbing dan diarahkan dengan baik tentu berakibat konstruktif dan berguna. Tetapi sering kali pengaruh faktor di luar remaja seperti peer group dan ada sekelompok orang cenderung memanfaatkan potensi tersebut untuk perbutan yang negatif sehingga mereka terjerumus dalam kegiatan yang tidak bermanfaat, berbahya bahkan destruktif. ( Notoadmojo,2003 )

2.1.3.   Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan prilaku kanak-kanak serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berprilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah berusaha :
1.      mampu menerima keadaan fisiknya
2.      mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
3.      mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
4.      mencapai kemandirian emosional
5.      mencapai kemandirian ekonomi
6.      mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7.      memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
8.      mengembangkan prilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
9.      memprsiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10.  memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga.
II.2      Menarche
            II.2.1   Pengertian menarche
Menarche adalah haid yang pertama terjadi,yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. ( Paath, 2004)
Menarche adalah saat haid/menstruasi yang datang pertama kali pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa (Llewellyn-Jones, 2005).
Usia remaja putri pada waktu mengalami menarche bervariasi lebar, yaitu antara usia 10 – 16 tahun, tetapi rata-rata terjadi pada usia 12,5 tahun. Menarche  yang terjadi sebelum usia 8 tahun disebut menstruasi precox (Sarwono, 2005).
Pada saat pubertas umur sekitar 13 sampai 16 tahun, dimulai pertumbuhan folikel primordial ovarium yang mengeluarkan hormonal estrogen – hormon terpenting pada wanita. Pengeluaran hormon  menumbuhkan tanda seks sekunder seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut pubis, pertumbuhan rambut ketiak, dan akhirnya terjadi pengeluaran darah menstruasi pertama yang disebut menarche.
            II.2.2   Faktor – faktor yang mempengaruhi menarche dari sistem
1.      Sistem saraf pusat
Pada anak – anak pancaindera dan emosi belum memberi rangsangan, sampai berangsur – angsur terjadi perubahan setelah mencapai umur sekitar 12 sampai 16 tahun. Mula – mula anak laki – laki dan perempuan bermain bersama tanpa ada rasa malu, tetapi menjelang umur makin tua, mengalami perubahan emosi dan rangsangan panca indra. Rangsangan tersebut dihambat kelanjutanya oleh nukleus Amygdale, sebagai inhibitor puberitas ( penghambat puberitas ) sehingga baru akan disalurkan berlahan – lahan menuju hipotalamus pada umur pubertas. Demikian juga faktor emosi belum menunjukan pengaruhnya secara langsung pada hipotalamus sehingga menarche belum terjadi. Semakin dewasa umur wanita semakin besar pengaruh rangsangan dan emosi terhadap hipotalamus, sehingga mengeluarkan sekret ( cairan ) neuhormonal menuju hipofisis melalui sistem portal, serta mempengaruhi lobus anterior hipofisis.
2.      Aksis hipotalamus – hipofise – ovarial
Hambatan rangsangan panca indra menuju hipotalamus melalui Amygdale dan rangsangan emosi secara langsung pada hipotalamus makin lama makin berkurang, sehingga akhirnya mengeluarkan sekret neuhormonal melalui sistem portal untuk mempengaruhi hipofisis guna mengeluarkan: hipofisis gonadotropin dalam bentuk FSH ( olikel stimulating hormone ) dan LH ( Lutheinizing hormone ) untuk selanjutnya mempengaruhi ovarium.Untuk dapat saling mempengaruhi maka sistem hipotalamus, hipofisis, dan ovarium merupakan satu kesatuan. Percobaan menunjuklan bahwa pengambilan ovarium. Hipofisis dianggap sebagai mother of gland yang mampu memberikan paratiroid, dan pankreas. Semua kelenjar tersebut bersama – sama dapat menumbuhkan perkembangan tubuh wanita menjadi dewasa.
3.      Perubahan – perubahan yan g terjadi pada ovarium
Diperkirakan setiap wanita mempunyai sekitar 1000.000 folikel primordial yang dapat perkembang setelah rangsanga dari hipofisis dalam bentuk hormone FSH, LH, dan prolaktin. Jumlah folikel primordial menurut umur adalah sebagai berikut :
Baru lahir : 750.000
Umur 6 – 15 tahun : 440.000
Umur 16 – 25 tahun : 160.000
Umur 26 – 35 tahun : 60.000
Umur 35 – 40 tahun : 35.000
Masa menopause semuanya
Dalam siklus reproduksi aktif sebanyak 400 buah folikel yang akan mengalami perubahan dan sebagian besar mengalami oblitrasi menjadi korpus albikantes. Rangsangan gonadotropin hipofisis FSH menyebabkan sel granulosa yang berada disekitar folikel primordial berkembang.
4.      Perubahan yang terjadi pada endometrium
Uterus dengan lapisan lendirnya ( endometrium ) merupakan organ akhir proses siklus menstruasi, dimana hormon estrogen dan progesteron mempengaruhi pertumbuhan. Selama pertumbuhan dan perkembangan foilikel primordial mengeluarkan hormon estrogen yang mempengaruhi endometrium kedalam proses proliferasi sejak akhir menstruasi sampai terjadi ovulasi. Korpus rubrum yang segera menjadi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang maki lama makin tinggi kadarnya . Hormon estrogen dan progesteron menebabkan endometrium dalam fase sekresi. Umur korpus luteum sekitar 8 hari dan selanjutnya akan mengalami rekresi sehingga pengeluaran hormon estrogen dan progestron maki n berkurang samapi berhenti akibat pengeluaran estrogen dan progesteron tuun dan berhenti, terjadi fase kontriksi pembuluh darah dan segera diikuti vasodilatasi. ( Manuaba,1998 )
                        II.2.3   Haid
Haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium. Lama haid biasanya antara 3 – 5 hari, ada yang 1 – 2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian dan ada yang 7 – 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. (Sarwono, 2005).
Haid bukanlah suatu penyakit. Haid merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada seorang remaja putri yang sedang menginjak dewasa dan sebagai tanda bahwa ia sudah mampu hamil (Llewellyn-Jones, 2005).

            II.2.4   Siklus Haid
Siklus haid adalah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Panjang siklus haid yang normal atau  dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari ditambah atau dikurangi 2 – 3 hari (Sarwono, 2005).
Pada dasarnya siklus haid pada setiap wanita bervariasi, karena kadar hormon estrogen yang diproduksi oleh setiap tubuh wanita berbeda. Menarche diikuti haid yang sering tidak teratur karena folikel Graaf belum melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Tetapi lama-lama sekitar 4 sampai 6 tahun sejak menarche, pola haid sudah terbentuk dengan siklus haid menjadi teratur (Llewellyn-Jones, 2005).

II.2.5   Fase-fase dalam siklus haid adalah sebagai berikut :
a.       Fase menstruasi
Berlangsung sekitar 3 sampai 5 hari. Dalam fase ini lapisan stratum kompakta dan spongiosa endometrium dilepaskan dari dinding uterus disertai perdarahan. Hanya tertinggal lapisan stratum basalis 0,5 mm. Darah haid mengandung darah vena dan arteri dengan sel-sel darah merah dalam hemolisis atau aglutinasi, sel-sel epitel dan stroma yang mengalami disintegrasi dan otolisis, dan sekret dari uterus, serviks dan kelenjar-kelenjar vulva.
b.      Fase regenerasi
Fase ini dimulai pada hari ke empat menstruasi, luka bekas pelepasan endometrium sebagian besar berangsur-angsur sembuh dan ditutup kembali oleh epital selaput lendir endometrium. Sel basalis mulai berkembang, mengalami mitosis dan kelenjar endometrium mulai tumbuh kembali.

c.       Fase proliferasi
Berlangsung sejak hari ke 5 sampai 14. Pada fase ini endometrium tumbuh menjadi setebal ± 3,5 mm. Dalam fase regenerasi sampai proliferasi, endometrium dipengaruhi oleh hormon estrogen dan sejak ovulasi korpus luteum mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang mempengaruhi terjadinya fase sekresi.
d.      Fase sekresi
Fase ini mulai sesudah ovulasi dan berlangsung dari hari ke –14 sampai ke-28. Dalam fase ini tebal endometrium tetap, hanya kelenjarnya lebih berkelok-kelok dan mengeluarkan sekret. Sel endometrium mengandung banyak glikogen, protein, air dan mineral untuk persiapan menerima implantasi dalam memberikan nutrisi pada zigot. Umur korpus luteum hanya berlangsung 8 hari dan setelahnya mengalami kematian sehingga tidak lagi mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang kemudian menimbulkan iskemia stratum kompakta dan stratum spongiosa diikuti vaso dilatasi pembuluh darah yang menyebabkan pelepasan lapisan endometrium dalam bentuk perdarahan menstruasi dan siklus haid berulang kembali (Manuaba, 1998).
Selain faktor – faktor diatas, siklus haid juga dipengaruhi oleh  stress, kelelahan fisik, pikiran dan penggunaan obat untuk sakit jangka panjang (misal : hipertensi, diabetes, asma). Hal-hal tersebut secara tidak langsung akan mempengaruhi pembuatan zat-zat hormon seksual seperti estrogen dan progesteron, sehingga menyebabkan gangguan pada siklus haid. Namun biasanya tidak akan berlangsung lama karena tubuh bisa segera beradaptasi dengan faktor pemicu tersebut. Jadi jika baru terjadi pertama kali, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun sebaiknya pantau terus di bulan-bulan berikutnya. Bila terjadi sampai 3 bulan berturut-turut sebaiknya segera konsultasikan ke dokter kandungan agar dapat ditemukan penyebab dan solusinya (Llewellyn-Jones, 2005).
            II.2.6   Perubahan uterus selama siklus haid
Uterus terdiri dari 2 lapisan dasar yang sebelah luar, tebal, miometriium yang berotot dan yang sebelah dalam tipis jaringan berkelenjar, endometrium. Endometrium beresponden terhadap estrogen dengan mengalami metosis yang cepat dan pembentukan struktur kelenjar ( endometrium fase proliferasi ). Secara ovulasi, korpus luteum menghasilkan sejumlah besar progesteron, yang bekerja terhadap endometrium untuk memperbesar ukuran kelenjar pada endometrium dan meningkatkan pembuatan dan pengeluaran protein – protein dan faktor lain ( endometrium fase sekresi ) dalam persiapan untuk implantasi dan kehamilan. Endometrium fase sekresi dipertahankan oleh sekresi estrogen dan progesteron dari ovarium. Penurunan kadar perifer menyebabkan degenerasi dan nekrosis dari endometrium fase sekresi dan terjadilah menstruasi. ( Rayburn, 2002 )



            II.2.7   Perubahan Servik selama siklus haid
Dalam fase folikuler terjadilah penambahan pengeluaran lendir servik oleh kelenjar – kelenjar didalam endoservik yang dipengaruhi oleh estrogen. Selama masa estrogen dominan, terjadi pengeluaran lendir servik yang berlimpah mempunyai ciri – ciri ”seperti air” tampaknya. Elastisitas lendir servik secara langsung bergantung kepada kehadiran estrogen dan ketiadaan progesteron. Ukuran elastisitas lendir servik disebut ” spinnbarkiet ”. Dibawah dominasi estrogen, lendir servik banyak mengandung NaCl, dan kalau sample lendir itu dikeringkan akan membentuk gambaran daun pakis yang jelas.
Manakala progesteron menjadi hormone yang dominan, lendir servik menjadi kental dan gambaran daun pakis menghilang. Dibawah dominasi progesteron, penetresi lendir servik oleh sperma ditiadakan ( lendir yang bermusuhan ).
( Rayburn, 2002 )
            II.2.8   Perubahan Vagina selam siklus haid
Dengan latar belakang kaya estrogen, terjadi penumpukan sejumlah besar glikogen didala epitalium vagina. Perubahan dasar dalam sitologi eksoliatif vagina terjadi dalam berbagai stadium dari siklus haid, yang terefleksikan gambaran hormone yang terus berubah. Dibawah dominasi estrogen, sel – sel superficial yang terbanyak melepas. Dibawah dominasi progesteron, lebih banyak sel – sel intermedit yang terlepas.
( Rayburn, 2002 )
III.       Faktor  yang dapat mempengaruhi menarche
            1.         Pendidikan orang tua
                                                Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Melalui penglihatan indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata, dan telinga ( Notoatmodjo, 2003 ). Pengetahuan merupakan bagian yang penting untuk membentuk seseorang ( over behavior ). Pengetahuan terjadi karena proses belajar diantaranya seperti pendidikan formal maupun informal. Pengetahuan merupakan faktor penting untuk terbentuknya prilaku seseorang karena dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak didasari pengetahuan ( Notoatmojo, 2003 )
                                                Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalam pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur disessuaikan dengan tingkatan – tingkatan tersebut diatas. Dengan tingkat pengetahuan orang tua yang tinggi kecemasan anak kemungkinan berkurang, karena terjadinya menarche adalah hal normal. ( Notoatmojo, 2003 ).



2.                    Status Ekonomi
Tingkat sosila ekonomi mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat. Masyarakat dengan tingkat social menengah keatas sangat memperhatiakan kesehatanya, faktor sosila ekonomi inti tidak berpengaruh langsung terhadap menarchetetapi status ekonomi yang rendah akan mempengaruhi seseorang dalam memperoleh pelayanan kesehatan dan gizi yang baik selam menarche. Tingkat social ekonomi dalam keluarga meliputi keluarga dan sumber – sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup semua keluarga. Makin banyak jumlah uang yang diperoleh dan makin besar sumber – sumber yang dapat digali untuk meningkatkan taraf hidup anggota keluarga makin terang pula cahaya keluarga tanpa keuangan dan sumber – sumber yang didapat meningkatkan kearah kesejahteraan keluarga, maka kegelapan yang akan diterima olehkeluarga tersebut. ( Notoatmojo, 2003 ).
Social ekonomi masyarakat ditentuka oleh Aryal T.R 2004 menyebutkan bahwa terdapat perbedaan antara anak dari sosial ekonomi rendah dengan anak social ekonomi tinggi. Penelitian lain menyebutkan bahwa status sosial ekonomi saat ini belum tentu mempengaruhi perbedaan usia menarche, karena perlu dipertimbangkan status ekonomi keluarga sebelum anak mengalami menarche. ( Pierce, 2005 )



3.                    Pola Asuh
Sebuah studi baru-baru ini meneliti dampak stres atas kaum remaja  termasuk pengaruhnya terhadap datangnya waktu pubertas. Menarche yang lebih lambat berkaitan dengan tingkat stress yang lebih tinggi, ditemukan juga bahwa menarche lebih awal lebih banyak ditemukan pada remaja dimana hubungan orang tua  dan anak  cenderung permisif .
Pada umumnya tingkat stress pada remaja yang memasuki masa puberitas dalam hal ini menarche pada remaja putri akan lebih terbantu pada type orang tua yang menerapkan pola asuh yang cenderung demokratis.
1. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti bolos sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas dan sebagainya. Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa.
2. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya.Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah membesarkannya.
3. Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya. Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatip akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.


4.                    Susunan menu
Fungsi reproduksi remaja putri sangat dipengaruhi oleh status gizi. Menarche atau haid pertama kali pada wanita merupakan indikator perkembangan psikologi, kesehatan dan status gizi pada seorang wanita. Asupan gizi atau selalu makan – makanan yang bergizi seimbang seperti terdiri dari protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin mempengaruhi pertumbuhan tubuh, dan apabila asupan gizi kurang dapat menyebabkan seluruh unit fungsional remaja terganggu.
Oleh sebab-sebab tertentu yang dikaitkan dengan keadaan gizi yang lebih baik, haid pertama menjadi lebih awal. Di Inggris, rata-rata haid pertama datang pada usia 13 tahun. Dibandingkan dengan keadaan di abad yang lalu, dimana haid pertama pada umumnya datang pada umur 15 tahun. Nampaknya anak-anak remaja putri yang dari orang tua yang lebih berada, mengalami menarche lebih cepat daripada mereka yang mempunyai orang tua kurang berada. Tetapi rata-rata perbedaan itu tidak lebih dari 6 sampai 9 bulan. Anggapan remaja di daerah tropis mengalami menarche lebih awal dari remaja daerah dingin tidak terbukti. Kedatangan haid yang pertama lebih tergantung pada tingkat sosial ekonomi daripada iklim tempat tinggal (Llewelln-Jones, 1997).
5.                    IMT
Pada penderita dengan gangguan gizi ( misalnya malnutrisi, defisiensi dan avitaminosis vitamin tertentu, anemia dan sebagainya ) menarche akan terlambat. Malnutrisi remaja merupakan factor yang sangat berpengaruh terhadap menarche dan ganguan pertumbuhan fisik ( Budiarto, 2003 )
Masalah kekurangan atau kelebihan gizi merupakan masalah penting karena selain mempunyai resiko penyakit- penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produkvitas kerja. Oleh karena itu, pematauan keadaan tersebut perlu dilakuan secara kesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal. Rumus perhitungan IMT adalah :
                                    Berat badan ( kg )
            IMT =---------------------------------------------------
                        Tinggi badan ( m) x Tinggi bada ( m )

 





Batas imbang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang dibedakan batas ambang untuk laki – laki dan perempuan. Batas ambang normal laki – laki adalah 20,1 – 25 dan untuk perempuan adalah 18,7 – 23,8 untuk kepentinganya pemantauan dan tingkat desiensi energi ataupun tingkat kegemukan. Pengukuran status gizi pada remaja menggunakan IMT menggunakan indeks BB/TB karena indeks tersebut merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini. Indeks masa tubuh ( IMT ) akan meningkatkan pada masa pubertas. Terdapat korelasi yang kuat antara saat pubertas dan IMT, yaitu anak yang mempunyai nilai rata – rata IMT yang lebih tinggi akan mengalami maturitas lebih awal. ( Soetjiningsih, 2004 )

6.                    Aktifitas fisik
Sumber data yang terbatas cenderung mengatakan bahwa  peningkatan partisipasi dalam olahraga dan kegiatan rekreasi yang kemudian dikaitkan dengan lebih lambatnya remaja mengalami menarche. Sebaliknya remaja yang kurang aktivitas fisiknya, seperti lebih banyak menghabiskan waktu menonton tv, cenderung akan mengalami  menarche lebih awal. .

7.                    Menarche
Menarche adalah hal yang wajar dan pasti dialami oleh setiap wanita normal dan sebenaranya tidak perlu dikhawatirkan, menstruasi merupakan bahwa siklus masa subur telah dimulai yang terjadi saat lapisan dinding rahim meluruh dan keluar dalam bentuk darah menstruasi. ( Burhanudin, 2005 )



Saat sesorang telah mengalami siklus menstruasi, itu artinya tubuh sudah memiliki hormone yang diperlukan untuk proses reproduksi. Hormone itu pula yang akan mempengaruhi berbagai perubahan bentuk tubuh, termasuk perkembangan payudara.
Menarche adalah peristiwa menstruasi pada remaja putri yang ditandai dengan terlepasnya lapisan fungsional dari endometrium bersama eritrosit, leukosit, kelenjar kuman dan atau tanpa sel telur